Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran
Di Sekolah Menengah Pertama
Kementerian Pendidikan Nasional (2010)
BAGIAN I: PANDUAN UMUM
A.
Pengertian
Pendidikan Karakter Terintegrasi di dalam Pembelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan
karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan
nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan
penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas
pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga
dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
B.
Strategi Integrasi
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses
pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran.
1.
Perencanaan
integrasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran
Pada tahap perencanaan dilakukan analisis SK/KD,
pengembangan silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar.
Analisis SK/KD dilakukan untuk mengidentifikasi
nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yang
bersangkutan. Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak
dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada
pembelajaran SK/KD yang bersangkutan.
Pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi
silabus yang telah dikembangkan dengan menambah komponen (kolom) karakter tepat
di sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar. Pada kolom tersebut diisi
nilai(-nilai) karakter yang hendak diintegrasikan dalam pembelajaran.
Nilai-nilai yang diisikan tidak hanya terbatas pada nilai-nilai yang telah
ditentukan melalui analisis SK/KD, tetapi dapat ditambah dengan nilai-nilai
lainnya yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran (bukan lewat
substansi pembelajaran). Setelah itu, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian, dan/atau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang
menyesuaikan karakter yang hendak dikembangkan.
Sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus,
penyusunan RPP dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran
dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama-tama rumusan tujuan
pembelajaran direvisi/diadaptasi. Revisi/adaptasi tujuan pembelajaran dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang telah
ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga karakter, dan
(2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan untuk karakter.
Ke dua, pendekatan/metode pembelajaran diubah (bila
diperlukan) agar pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi peserta
didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, juga
mengembangkan karakter. Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam setiap langkah/tahap pembelajaran
(pendahuluan, inti, dan penutup), direvisi dan/atau ditambah agar sebagian atau
seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan mengembangkan
karakter. Prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
aktif yang selama ini digalakkan aplikasinya oleh Direktorat PSMP sangat
efektif mengembangkan karakter peserta didik.
Ke
tiga, bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara mengubah dan/atau
menambah teknik-teknik penilaian yang telah dirumuskan. Teknik-teknik penilaian
dipilih sehingga secara keseluruhan teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian
peserta didik dalam kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian
yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi,
penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara
kualitatif, misalnya:
·
BT: Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan
tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator).
·
MT: Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai
memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam
indikator tetapi belum konsisten).
·
MB: Mulai Berkembang (apabila peserta didik
sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten).
·
MK: Membudaya (apabila peserta didik terus menerus
memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Ke empat, bahan ajar disiapkan. Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh
terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru
yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan
pembelajaran (task) yang telah
dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti.
Melalui program Buku Sekolah
Elektronik atau buku murah, dewasa ini pemerintah telah membeli hak cipta
sejumlah buku ajar dari hampir semua mata pelajaran yang telah memenuhi
kelayakan pemakaian berdasarkan penilaian BSNP dari para penulis/penerbit. Guru
wajib menggunakan buku-buku tersebut dalam proses pembelajaran.
Walaupun buku-buku tersebut
telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan - yaitu kelayakan isi, penyajian,
bahasa, dan grafika – bahan-bahan ajar tersebut masih belum secara memadai
mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Apabila guru sekedar
mengikuti atau melaksanakan pembelajaran dengan berpatokan pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran pada buku-buku tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum
berjalan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang telah dirancang pada silabus
dan RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi.
Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah
kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya
adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar
yang dipakai. Selain itu, adaptasi dapat dilakukan dengan merevisi substansi
pembelajarannya.
Sebuah kegiatan belajar (task),
baik secara eksplisit atau implisit terbentuk atas enam komponen.
Komponen-komponen yang dimaksud adalah:
2)
Input
3)
Aktivitas
4)
Pengaturan
(Setting)
5)
Peran
guru
6)
Peran
peserta didik
Dengan demikian,
perubahan/adaptasi kegiatan belajar yang dimaksud menyangkut perubahan pada
komponen-komponen tersebut.
Secara umum, kegiatan belajar
yang potensial dapat mengembangkan karakter peserta didik memenuhi
prinsip-prinsip atau kriteria berikut.
1.
Tujuan
Dalam hal tujuan, kegiatan
belajar yang menanamkan nilai adalah apabila tujuan kegiatan tersebut tidak
hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh karenanya, guru
perlu menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar dengan
pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya diri,
kerja keras, saling menghargai, dan sebagainya.
2.
Input
Input dapat didefinisikan
sebagai bahan/rujukan sebagai titik tolak dilaksanakannya aktivitas belajar
oleh peserta didik. Input tersebut dapat berupa teks lisan maupun tertulis,
grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya, film, dan
sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak hanya
menyajikan materi/pengetahuan, tetapi yang juga menguraikan nilai-nilai yang
terkait dengan materi/pengetahuan tersebut.
3.
Aktivitas
Aktivitas belajar adalah apa
yang dilakukan oleh peserta didik (bersama dan/atau tanpa guru) dengan input
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu
peserta didik menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas belajar
aktif yang antara lain mendorong terjadinya autonomous
learning dan bersifat learner-centered.
Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous
learning dan berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu siswa
memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki
sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatan/observasi,
debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.
4.
Pengaturan
(Setting)
Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan
kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu,
berpasangan, atau dalam kelompok. Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting waktu penyelesaian tugas yang
pendek (sedikit), misalnya akan menjadikan peserta didik terbiasa kerja dengan
cepat sehingga menghargai waktu dengan baik. Sementara itu kerja kelompok dapat
menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan
lain-lain.
5.
Peran
guru
Peran guru dalam kegiatan
belajar pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan
eksplisit peran guru pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena
cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap
peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku guru tidak
tersedia.
Peran guru yang memfasilitasi
diinternalisasinya nilai-nilai oleh siswa antara lain guru sebagai fasilitator,
motivator, partisipan, dan pemberi umpan balik. Mengutip ajaran Ki Hajar
Dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter siswa
adalah mereka yang ing ngarsa sung
tuladha (di depan guru berperan sebagai teladan/memberi contoh), ing madya mangun karsa (di
tengah-tengah peserta didik guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan
mereka), tut wuri handayani (di belakang guru memberi daya semangat
dan dorongan bagi peserta didik).
6.
Peran
peserta didik
Seperti halnya dengan peran
guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar, peran siswa biasanya tidak
dinyatakan secara eksplisit juga. Pernyataan eksplisit peran siswa pada umumnya
ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit,
guru perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan kegiatan
pembelajaran.
Agar peserta didik
terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter,
peserta didik harus diberi peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut
antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku
eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb.
a. Pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan
dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai
karakter yang ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning
disarankan diaplikasikan pada semua tahapan pembelajaran karena prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi terinternalisasinya
nilai-nilai. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus
merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik. Diagram 1.1. berikut menggambarkan penanaman
karakter melalui pelaksanaan pembelajaran.
![]() |
Diagram
1.1: Penanaman Karakter
melalui Pelaksanaan Pembelajaran
b. Nilai-nilai Karakter untuk SMP
Ada banyak nilai (80 butir) yang dapat dikembangkan
pada peserta didik. Menanamkan semua butir nilai tersebut merupakan tugas yang
sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih nilai-nilai tertentu sebagai nilai
utama yang penanamannya diprioritaskan. Untuk tingkat SMP, nilai-nilai utama
tersebut disarikan dari butir-butir
SKL, yaitu:
1.
Kereligiusan
Pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
2. Kejujuran
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
3.
Kecerdasan
Berpikir dan melakukan
sesuatu secara kenyataan atau logika
untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dan termutakhir dari apa yang
telah dimiliki.
4.
Ketangguhan
Perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan)
dengan sebaik-baiknya.
5.
Kedemokratisan
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
6.
Kepedulian
Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan
(manusia, alam, dan tatanan) di sekitar
dirinya.
7.
Bertanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan YME.
8.
Bergaya hidup sehat
Segala upaya untuk menerapkan
kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
9.
Kedisiplinan
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
10.
Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan)
dengan sebaik-baiknya.
11.
Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
12.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan
sesuatu secara kenyataan atau logika
untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dan termutakhir dari apa yang
telah dimiliki.
13.
Kemandirian
Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
14.
Keingintahuan
Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
15.
Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
16.
Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri
sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
17.
Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepentingan umum.
18.
Menghargai
karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan
orang lain.
19.
Kesantunan
Sifat yang halus dan baik dari sudut
pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
20. Nasionalisme
Cara berfikir, bersikap dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsanya.
21. Menghargai keberagaman
Sikap memberikan
respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat,
adat, budaya, suku, dan agama.
22. Berjiwa kepemimpinan
Kemampuan untuk dapat mengarahkan dan mengajak
individu atau kelompok mencapai tujuan dengan berpegang pada asas-asas
kepemimpinan yang berbudaya.
23. Berorientasi pada tindakan
Kemampuan untuk
mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.
24. Berani mengambil risiko
Kesiapan menerima risiko (akibat) yang mungkin
timbul dari tindakan yang dilakukan.
Di antara butir-butir
nilai tersebut di atas, enam butir dipilih sebagai nilai-nilai pokok sebagai
pangkal tolak pengembangan, yaitu:
1.
Kereligiusan
2.
Kejujuran
3.
Kecerdasan
4.
Ketangguhan
5.
Kedemokratisan
6.
Kepedulian
Keenam butir nilai
tersebut ditanamkan melalui semua mata pelajaran dengan intensitas penanaman
lebih dibandingkan penanaman nilai-nilai lainnya.
C.
Pemetaan Nilai-nilai Karakter untuk Integrasi dalam Mata Pelajaran
Apabila semua nilai tersebut di atas harus ditanamkan dengan intensitas
yang sama pada setiap mata pelajaran, penanaman
nilai menjadi sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai utama
sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya pada setiap mata
pelajaran. Dengan kata lain, tidak setiap mata pelajaran diberi integrasi semua
butir nilai tetapi beberapa nilai utama saja walaupun tidak berarti bahwa
nilai-nilai yang lain tersebut tidak diperkenankan diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran tersebut. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada
penanaman nilai-nilai utama tertentu yang paling dekat dengan karakteristik
mata pelajaran yang bersangkutan. Tabel 1.1 menyajikan contoh distribusi
nilai-nilai pokok dan utama ke dalam semua mata pelajaran.
Tabel
1.1 Distribusi Nilai-Nilai Pokok dan Utama ke dalam Semua Mata Pelajaran
Mata Pelajaran
|
Nilai Utama
|
1. Pendidikan Agama
|
Religius, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kepedulian, demokratis, santun, kedisiplinan, bertanggung jawab,
cinta ilmu, keingintahuan, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada
aturan sosial, bergaya hidup sehat, kesadaran akan hak dan kewajiban, kerja
keras
|
2. PKn
|
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian,
demokratis, nasionalis, patuh pada aturan sosial, menghargai keberagaman, kesadaran
akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
|
3. Bahasa Indonesia
|
Religius,
kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian,
kedemokratisan, berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri,
bertanggung jawab, keinginan tahuan, kesantunan, nasionalis
|
4. Matematika
|
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, berpikir logis,
kritis, kreatif, dan inovatif, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya
diri
|
5. IPS
|
Religius,
kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, nasionalis,
menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berorientasi pada tindakan,
kerja keras, berani mengambil risiko,
berjiwa kepemimpinan
|
6. IPA
|
Religius,
kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif, bergaya hidup sehat, kepercaya
diri, menghargai keberagaman, disiplin, kemandirian, bertanggung jawab, cinta
ilmu
|
7. Bahasa Inggris
|
Religius,
kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai
keberagaman, kesantunan, percaya diri,
kemandirian, bekerjasama, patuh pada aturan
sosial
|
8. Seni Budaya
|
Religius, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai
keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, keingintahuan, kedisiplinan
|
9. Penjasorkes
|
Religius, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kepedulian, demokratis, bergaya hidup sehat, kerja keras, kedisiplinan,
percaya diri, kemandirian, menghargai karya
dan prestasi orang lain
|
10.TIK/ Keterampilan
|
Religius, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kepedulian, demokratis, berpikir
logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kemandiri an, bertanggung jawab, dan
menghargai karya orang lain
|
11. Muatan Lokal
|
Religius, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai
keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis
|
BAB
II
PANDUAN
KHUSUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya
pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Untuk membekali peserta
didik menjadi seorang penguasa teknologi yang mampu memanfaatkan ilmunya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, tidaklah cukup hanya dengan membekali
penguasaan kognitif saja, namun diperlukan pembentukan karakter peserta didik. Berikut
adalah nilai-nilai karakter utama dan pokok dalam pembelajaran matematika.
A.
Karakter
utama untuk pelajaran Matematika
Karakter
utama untuk pelajaran matematika meliputi berpikir
logis, kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri. Tabel 1.2
berikut mendeskripsi-kan nilai karakter dan indikatornya
Tabel 1.2 Nilai-Nilai
Karakter dan Indikatornya
No
|
Nilai Karakter Utama
|
Indikator
|
1
|
Berpikir logis, kritis, reatif, dan inovatif
|
1)
memaparkan pendapat didasarkan pada fakta empirik
|
2)
menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu permasalahan
|
||
3)
memberikan
pemikiran alternatif pada permasalahan yang dihadapi
|
||
4)
memaparkan
cara atau hasil baru dan mutakhir dari apa yang telah dimiliki
|
||
5)
memberikan gagasan dengan cara-cara yang asli atau bukan klise
|
||
2
|
Kerja
keras
|
1)
menyelesaikan semua tugas dengan baik dan tepat waktu
|
2)
tidak putus asa dalam menghadapi masalah
|
||
3)
tidak mudah menyerah dalam
menghadapi masalah
|
||
3
|
Keingintahuan
|
1) menanyakan
segala sesuatu yang belum diketahui
|
2) mengamati
perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian
|
||
3)
berupaya mencari sumber belajar tentang konsep atau
masalah yang dipelajari /dijumpai
|
||
4)
berupaya untuk mencari masalah yang lebih menantang
|
||
5)
aktif
dalam mencari informasi
|
||
4
|
Kemandirian
|
1)
memiliki
keyakinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
|
2)
memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya
|
||
3)
mencatat hal-hal penting yang terkait
dengan materi pelajaran matematika
|
||
4)
mencari strategi untuk mengatasi
kesulitan tersebut dengan pemikirannya sendiri
|
||
5)
mempunyai kemampuan untuk mengatur
belajarnya sendiri
|
||
6)
memiliki perilaku yang dapat menentukan tujuan belajar,
sumber belajar, materi yang dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya
|
||
5.
|
Percaya diri
|
1) menguasai materi
prasyarat untuk menyelesaikan materi berikutnya
|
2) mempunyai inisiatif
|
||
3)
memiliki keyakinan dapat menyelesaikan masalah
yang dihadapi
|
||
4)
tidak menunjukkan keragu-raguan dalam melakukan sesuatu
|
||
5)
menunjukkan keberanian menyampaikan pendapat saat berdiskusi di kelas
|
||
6)
tidak mengeluh saat menyelesaikan masalah yang diberikan guru
|
B.
Karakter
pokok pada pelajaran Matematika
Karakter pokok pada pelajaran matematika meliputi religius, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kepedulian, dan demokratis. Tabel 2.1 menguraikan deskripsi
masing-masing nilai karakter tersebut beserta indikatornya
Tabel 2.1 Deskripsi
Nilai-Nilai Karakter dan Indikatornya
No
|
Nilai Karakter Pokok
|
Indikator
|
1
|
Kereligiusan
|
1) mengagumi kebesaran Tuhan
melalui berbagai model matematika
|
2) mengagumi kebesaran Tuhan karena kemampuan dirinya untuk hidup sebagai
anggota masyarakat
|
||
3) mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah mencipta kan
berbagai alam semesta
|
||
4) mengagumi kebesaran Tuhan
karena adanya agama sebagai sumber keteraturan
hidup masyarakat
|
||
2
|
Kejujuran
|
1) tidak menyontek ataupun menjadi
plagiat dalam mengerjakan setiap tugas
|
2) mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran
|
||
3) menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas
|
||
4)
mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi
|
||
5) menyelesaikan
masalah dilakukan sesuai dengan kemampuannya sendiri
|
||
3
|
Kecerdasan
|
1) pikiran dan perilaku yang berupa reaksi yang
cermat, tepat dan cepat/akurat
terhadap pengalaman baru
|
2)
cermat, tepat dan cepat/tangkas menyelesaikan masalah
|
||
3) mampu
menerapkan pengetahuan yang diperolehnya terhadap hal-hal yang baru
|
||
4
|
Ketangguhan
|
1) sikap dan perilaku pantang menyerah /tidak
mudah putus asa dalam mengahadapi
berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
|
2) kokoh
mempertahankan pendapatnya
|
||
3) mampu mengatasi
berbagai masalah menjadi tugasnya atau apa yang diinginkannya
|
||
4) berpendirian kuat untuk mempertahankan hati nuraninya
|
||
5) tidak mudah berubah sikap dalam menghadapi masalah
|
||
5
|
Kedemokratisan
|
1) memilih ketua kelompok
berdasarkan suara terbanyak
|
2)
mendukung hasil
kesepakatan
|
||
3) mengemukakan pikiran tentang idenya
|
||
4) memberi kesempatan orang lain untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan
cara masing-masing
|
||
6
|
Kepedulian
|
1) sikap simpati dan empati
bagi orang lain atau kelompok yang kurang
beruntung
|
3)
memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuannya terhadap orang lain yang mempunyai
masalah
|
||
3) membantu teman lain
menyelesaikan masalah dalam segala
situasi
|
||
4) memberikan bimbingan
teman lain yang menemui masalah
|
C.
Kegiatan
Pembelajaran yang Mengembangkan Karakter pada Pembelajaran Matematika
Dalam
kegiatan pembelajaran matematika diperlukan strategi pembelajaran yang dapat
mengintegrasikan pembentukan karakter peserta didik. Tabel 2.2 berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran matematika
yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan.
Tabel 2.2 Contoh
Kegiatan Pembelajaran Matematika yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
No
|
Nilai Karakter
|
Kegiatan Pembelajaran
|
1
|
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
|
1)
melakukan
kegiatan investigasi/penelitian
|
2)
menyelesaikan
persoalan pemecahan masalah
|
||
3)
menyelesaikan
persoalan open-ended untuk
memberikan pemikiran alternatif pemecahannya
|
||
4)
melakukan
kegiatan laboratorium untuk mengumpul kan fakta empirik sebagai dasar pengambilan ke simpulan
|
||
5)
melakukan
tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan
kontekstual dengan berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif
|
||
6)
melakukan analisis dari masalah yang dihadapi
|
||
2
|
Kerja
keras
|
1)
menyelesaikan tugas di dalam kelas, tugas pekerjaan
rumah, tugas terstruktur
|
2) menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang ditetapkan
|
||
3) menyelesaikan tugas proyek
|
||
4) tidak berhenti menyelesaikan masalah sebelum selesai
|
||
5)
melakukan
tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan
kontekstual dengan nilai kerja keras
|
||
3
|
Keinginta-huan
|
1) melakukan kegiatan tanya
jawab saat kegiatan apersepsi
|
2) melakukan kegiatan tanya
jawab pada kegiatan diskusi
|
||
3) menugaskan peserta didik
membuat pertanyaan (mengunakan metode
problem posing )
|
||
4) menugaskan peserta didik mencari sumber belajar
|
||
5)
melakukan
tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan
kontekstual dengan nilai keingintahuan
|
||
4
|
Kemandirian
|
1)
melakukan penilaian secara individu
|
2) menyelesaikan
sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya
|
||
3)
melakukan
kegiatan penyelidikan untuk penemuan konsep
|
||
4)
melakukan
tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan
kontekstual dengan nilai kemandirian
|
||
5)
aktif
dalam melakukan refleksi
|
||
6) tidak ada
keragu-raguan menyampaikan pendapat saat berdiskusi di
kelas
|
||
7) dengan rela menyelesaikan sendiri masalah yang diberikan guru
|
||
5
|
Percaya diri
|
1)
melakukan tanya jawab saat apersepsi tentang materi
prasyarat
|
2)
mengajukan pertanyaan dan pernyataan atas suatu
masalah
|
||
3)
menyelesaikan
masalah yang dihadapi
|
||
4)
melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan
keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai percaya diri
|
||
6
|
Kereligiusan
|
1) menyiapkan peserta didik dimulai dengan
berdoa apabila jam pertama, absensi, kebersihan kelas, dst
|
2) mengagumi kebesaran Tuhan melalui penyampaian
materi matematika secara kontekstual yang terkait dengan dunia peserta didik
dan materi, misalnya adanya keteratuan bentuk geometri, keteratuan dan lain
sebagainya
|
||
7
|
Kejujuran
|
1) mengerjakan soal ujia secara
individu tanpa menyontek
|
2) mengerjakan tugas pekerjaan rumah secara individu dan tidak menjadi
plagiat dalam mengerjakan setiap tugas
|
||
3) melakukan kegiatan refleksi sehingga peserta
didik dapat mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran
|
||
4) melakukan kegiatan diskusi agar peserta didik dapat mengemukakan
pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi
|
||
5) melakukan tanya jawab
berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual
dengan nilai kejujuran
|
||
8
|
Kecerdasan
|
1) memberikan
latihan/soal pemecahan masalah
|
2) melakukan kegiatan penemuan
|
||
3)
melakukan tanya jawab berkaitan materi
matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai kecerdasan
|
||
9
|
Ketangguhan
|
1) sikap dan perilaku pantang menyerah /tidak
mudah putus asa dalam mengahadapi
berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
|
1) mengikuti
kegiatan pembelajaran dalam berbagai situasi
|
||
2) menyelesaikan berbagai masalah yang menjadi tugasnya atau
apa yang diinginkannya
|
||
3) mempertahankan
pendapatnya dalam kelompok diskusi atau aktivitas lain
|
||
2) mampu mengatasi berbagai masalah menjadi
tugasnya atau apa yang diinginkan nya
|
||
3)
berpendirian kuat untuk mempertahankan hati nuraninya
|
||
4) tidak
mudah berubah sikap dalam menghadapi masalah
|
||
5) melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika
dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai ketangguhan
|
||
10
|
Kedemokra-tisan
|
1) memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk memilih ketua kelompok saat kegiatan diskusi
|
2) memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
|
||
3) memberi kesempatan pada peserta didik ntuk mengemukakan pendapat
sesuai dengan cara masing-masing saat kegiatan diskusi
|
||
4) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompok
|
||
5) melakukan
tanya jawab berkaitan materi matematika dan
keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai kedemokratisan
|
||
5) menghargai pendapat orang lain yang
sedikit berbeda atau berbeda sama sekali dengan dirinya
|
||
11
|
Kepedulian
|
1)
memberikan tanggapan atas pertanyaan yang
disampaikan teman lain
|
2)
memberikan kesempatan pendapat teman lain saat kegiatan tanya jawab
|
||
3) memberikan
bantuan terhadap teman sesuai dengan kemampuannya terhadap teman lain yang memiliki masalah
|
||
4) memberikan penghargaan pada kegiatan diskusi
saat teman lain menyelesaikan masalah
|
||
5) melakukan tanya jawab
berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual
dengan nilai kepedulian
|
D.
Penggunaan
BSE Mata Pelajaran Matematika
untuk Pendidikan Karakter
Secara
umum buku pelajaran BSE Matematika yang
beredar saat ini dari segi isi atau konsep, grafis, bahasa, tampilan layak
untuk digunakan, dan memuat nilai karakter.
Beberapa
bagian dalam BSE Matematika dapat dipilih sebagai bahan rujukan untuk
pendidikan karakter. Berikut adalah salah satu cuplikan gambaran
umum BSE mata pelajaran Matematika didasarkan pada hasil content
analysis sebagai berikut.
a. BSE memiliki tujuan pembelajaran sesuai dengan
pengembangan standar isi dan pendidikan karakter.
Contoh :
Dalam buku BSE
tercantum secara eksplisit tujuan pembelajaran yang akan membantu siswa
menguasai Standar Kompetensi yang berbunyi : (6) Memahami konsep segitiga dan
segi empat serta menentukan ukurannya, dengan kompetensi dasar : (6.1) Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan
sisi dan sudutnya; (6.2) Mengidentifikasi
sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat
dan layang-layang; (6.3) Menghitung keliling dan luas bangun segitiga
dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah; (6.4) Melukis
segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu


Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008
b.
BSE berpotensi
menyajikan bahan ajar yang menciptakan siswa aktif dan bahasa membumi serta
tidak multi tafsir
Contoh :
Dalam
materi ini memungkinkan terciptanya aktivitas siswa melalui kegiatan penyelidikan
yang diawali dengan aktivitas melukis semua garis tinggi pada segitiga yang
telah ditentukan seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
sehingga tidak menyebabkan multi tafsir. Disamping itu dapat diamati keaktifan
siswa dalam melukis garis bagi. Keaktifan tersebut dilakukan siswa atas dasar informasi
yang menyatakan :
1.
“Dengan menggunakan penggaris dan
jangka, lukislah semua garis tinggi pada segitiga ABC berikut”. Redaksi pada
perintah tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta didik kelas
VII sehingga peserta didik melaksanakan tersebut
yaitu melukis ketiga garis tinggi.
2.
“Apa yang dapat kamu simpulkan
dari ketiga garis tinggi tersebut “ juga menggunakan kalimat yang sederhana
yang mudah dipahami, yaitu menyelidiki perpotongan ketiga garis tinggi yang
dilukis tersebut
Melalui cara menggunakan penggaris dan jangka dapat
dilakukan penilaian autentik dengan instrumen non tes berupa rubrik. Penilaian
dilakukan pada saat peserta didik melukis garis tinggi. Dengan cara yang sama
pada saat peserta didik melukis garis bagi pada segitiga yang digambar pada
bukunya. Gambar segitiga tidak jauh berbeda
dengan gambar yang ada pada buku BSE.


Atik
Wintarti dkk.2008.
c. BSE memuat bahan ajar dengan gambar menarik, relevan
dengan konsep yang disajikan dan tidak mengandung multi tafsir
Contoh:
Bahan ajar yang menampilkan gambar-gambar
menarik , jelas, relevan dengan konsep, mudah untuk diikuti untuk melakukan
kegiatan. Gambar bekas goresan jangka berupa dua buah busur lingkaran dapat di amati
dengan jelas. Demikian pula gambar titik potong kedua busur lingkaran dapat
dilihat secara jelas pula.

|

Atik Wintarti dkk.2008
d. BSE adalah bahan ajar yang memiliki nilai karakter, baik
secara implisit maupun eksplisit.
Contoh :
Dalam
materi ini tampak bahwa tugas mandiri diberikan dengan maksud untuk menumbuhkan
kerja
keras dan ketangguhan dan percaya diri. Kegiatan
tersebut melatih berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyelidiki dua segitiga yang kongruen.
Peserta didik akan menyusun bangun baru dari dua segitiga yang sebangun.
Kegiatan menyusun bangun baru dari dua segitga yang sebangun tersebut dapat
mendorong peserta didik agar kerja keras
dan percaya diri dalam melakukan penyelidikan .


Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008
E.
Strategi
penggunaan BSE mata pelajaran matematika untuk
pendidikan karakter
Banyak strategi penggunaan BSE Matematika
sebagai bahan ajar yang mengintegrasikan nilai karakter. Berikut adalah
beberapa contoh strategi dalam penggunaan BSE yang dapat dipilih
a. Adaptasi lengkap sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Sub topik melukis segitiga yang termuat dalam
salah satu buku BSE. Dari segi isi, metode dan evaluasi sudah cukup layak
sebagai bahan ajar, namun belum menunjukkan adanya integrasi pendidikan karakter. Berikut adalah adaptasi
lengkap yang dapat dilakukan baik dari isi, metode pembelajaran maupun
pengembangan evaluasi yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter.
Contoh:



|
Adaptasi
yang dapat dilakukan melalui isi, metode dan evaluasi. Berikut adalah contoh
adaptasi yang dapat dilakukan.
Dari
segi isi/materi guru dapat memberikan materi yang kontekstual, persoalan
kontekstual yang disampaikan misalnya akan dibuat pelengkap bangunan masjid
secara bergotong royong,. Ssaat
ini dibuat pelengkap bangunan berbentuk segitiga sama kaki dengan besar salah
satu sudut 45o dengan panjang salah satu sisi adalah 2 m. Untuk
keperluan tersebut dibutuhkan gambar segitiga yang tepat. Melalui penyampaian
materi ini, peserta didik dapat berinovasi,
dan berkreativitas dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Agar
karaktekr demokrasi, serta kepedulian timbul, materi
tersebut dapat dilakukan dengan meminta peserta didik menyelesaikan dalam
diskusi kelompok dan mempresentasikan penyelesaian permasalahan tersebut.
Evaluasi
yang dilakukan masih pada evaluasi kognitif, untuk itu dapat ditambahkan
evaluasi untuk mengukur kemampuan
lainnya sebagai contoh:

Lembar Penilaian Diri
Nama : ………………… Kelas :
…………… Tanggal …………
Petunjuk:
Berilah tanda Ö sesuai dengan keadaanmu yang sebenarnya!
Skala Penilaian
|
||||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
Selalu dibantu
teman saat mengerjakan tugas
|
Tidak pernah
dibantu saat mengerjakan tugas
|
|||||
Mengerjakan soal ujian sendiri
|
Melihat
pekerjaan teman bila diperlukan
|
|||||
Selalu
mencontoh pekerjaan teman
|
Tidak pernah mencontoh pekerjaan
teman
|
|||||
Selalu merefleksi
setiap kegiatan pembelajaran
|
Tidakpernah merefleksi
kegiatan pembelajaran
|
|||||
Selalu ragu
menge-mukakan pendapat
|
Tidak pernah
ragu mengemukakan pendapat
|
|||||
Selalu memeriksa
kembali pekerjaan nya sebelum di
kumpulkan
|
Tidak pernah me meriksa
kembali pe kerjaannya sebelum di kumpulkan
|
|||||
Selalu melirik hasil
akhir teman disebelahnya
|
Tidak pernah melirik
hasil akhir teman disebelahnya
|
b. Adaptasi sebagian/parsial sebelum pembelajaran
dilaksanakan.
Beberapa bagian dalam BSE sangat mungkin tidak
sesuai dengan situasi pembelajaran yang akan diciptakan, misalnya dalam contoh
(a) kesimpulan sudah dicantumkan dalam BSE, sehingga dikhawatirkan siswa tidak
melakukan kegiatan eksplorasi, dan tidak melatih berpikir logis dikarenakan
hasil sudah ditunjukkan dalam kesimpulan, sehingga kesimpulan disarankan untuk dihilangkan.
c. Adaptasi sebagian/parsial selama pembelajaran
dilaksanakan
Dalam penggunaan sumber BSE pada bagian (a) saat pembelajaran, sangat mungkin situasi
yang tidak diharapkan muncul, misalnya kegiatan penyelidikan untuk melatih
befikir kritis belum muncul dikarenakan persoalan yang kurang beragam, sehingga
diperlukan perubahan pada saat siswa mendiskusikan permasalahan tersebut, gantilah/tambahkan
persoalan yang lebih sederhana dengan ukuran sudut istimewa, sehingga peserta
didik lebih mudah untuk melakukan eksplorasi.
Contoh
berikut merupakan masalah yang lebih sederhana, karena gambar segitiga yang
dibuat adalah segitiga samakaki (yang memiliki dua sisi sama panjang) disertai
langkah-langkah yang masih memungkinkan siswa untuk melakukan eksplorasi


Adaptasi yang dapat dilakukan dengan mengubah
persoalan, sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan eksplorasi:

1. Coba
lukis segitiga samasisi KLM
a.
Buatlah sketsa dari
unsur-unsur yang diketahui dan berilah tanda pada sketsa tersebut.
b.
Langkah apa yang kamu
lakukan dahulu untuk melukis DKLM?
c.
Sebutkan
langkah-lankah yang kamu gunakan untuk melukis DKLM?
d.
Adakah cara lain untuk
melukis DKLM?Jelaskan!
2. Coba lukis segitiga
samakaki ABC dengan besar sudut ÐB = ÐC
a. Buatlah sketsa dari unsur-unsur yang diketahui dan
berilah tanda pada sketsa tersebut.
b. Langkah apa yang kamu lakukan dahulu untuk melukis DKLM?
c. Sebutkan langkah-langkah yang kamu gunakan untuk melukis DKLM?
d. Jenis segitiga apakah DKLM,
jika dilihat dari besar sudur dan panjang sisi?
e. Adakah cara lain untuk melukis DKLM?Jelaskan!
DAFTAR BACAAN
Borba, Michele. (2008). Membangun
kecerdasan moral: Tujuh kebajikan utama agar anak bermoral tinggi. Terj.
oleh Lina Yusuf. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Darmiyati Zuchdi. (2008). Humanisasi pendidikan: Menemukan
kembali pendidikan yang manusiawi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Doni Koesoema A. (2007). Pendidikan karakter:
Strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: Grasindo. Cet. I.
Fraenkel, Jack R. (1977). How to teach about
values: An Analytic approach. Englewood
Cliffs N.J.: Prentice-Hall.
Frondizi, Risieri. (2007). Pengantar filsafat
nilai. Terj. oleh Cuk Ananta Wijaya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Cet. II.
Kirschenbaum, Howard. (1995). 100 ways to
enhance values and morality in schools and youth settings. Massachusetts: Allyn
& Bacon.
Lickona, Thomas. (1991). Educating for
character: How our school can teach respect and responsibility. New York, Toronto, London, Sydney,
Aucland: Bantam books.
Nucci, Larry P. &
Narvaez, D. (2008). Handbook of moral and character education. New York:
Routledge.
Kevin Ryan & Karen E. Bohlin. (1999). Building
character in schools: Practical ways to bring moral instruction to life. San Francisco: Jossey
Bass.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
0 comments:
Post a Comment