Friday, February 1, 2013

Pendidikan Karakter

JAN29


Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran
Di Sekolah Menengah Pertama


Kementerian Pendidikan Nasional (2010)


BAGIAN I: PANDUAN UMUM


A.             Pengertian Pendidikan Karakter Terintegrasi di dalam Pembelajaran

Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.

B.              Strategi Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran.

1.      Perencanaan integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran

Pada tahap perencanaan dilakukan analisis SK/KD, pengembangan silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar.

Analisis SK/KD dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang bersangkutan.

Pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan dengan menambah komponen (kolom) karakter tepat di sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar. Pada kolom tersebut diisi nilai(-nilai) karakter yang hendak diintegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai yang diisikan tidak hanya terbatas pada nilai-nilai yang telah ditentukan melalui analisis SK/KD, tetapi dapat ditambah dengan nilai-nilai lainnya yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran (bukan lewat substansi pembelajaran). Setelah itu, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yang hendak dikembangkan.

Sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama-tama rumusan tujuan pembelajaran direvisi/diadaptasi. Revisi/adaptasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga karakter, dan (2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan untuk karakter.

Ke dua, pendekatan/metode pembelajaran diubah (bila diperlukan) agar pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, juga mengembangkan karakter. Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam setiap langkah/tahap pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup), direvisi dan/atau ditambah agar sebagian atau seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan mengembangkan karakter. Prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran aktif yang selama ini digalakkan aplikasinya oleh Direktorat PSMP sangat efektif mengembangkan karakter peserta didik.

Ke tiga, bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara mengubah dan/atau menambah teknik-teknik penilaian yang telah dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi, penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara kualitatif, misalnya:

·         BT: Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator).
·         MT: Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
·         MB: Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
·         MK: Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Ke empat, bahan ajar disiapkan. Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti.



Melalui program Buku Sekolah Elektronik atau buku murah, dewasa ini pemerintah telah membeli hak cipta sejumlah buku ajar dari hampir semua mata pelajaran yang telah memenuhi kelayakan pemakaian berdasarkan penilaian BSNP dari para penulis/penerbit. Guru wajib menggunakan buku-buku tersebut dalam proses pembelajaran.

Walaupun buku-buku tersebut telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan - yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika – bahan-bahan ajar tersebut masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Apabila guru sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran dengan berpatokan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran pada buku-buku tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum berjalan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang telah dirancang pada silabus dan RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi. Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar yang dipakai. Selain itu, adaptasi dapat dilakukan dengan merevisi substansi pembelajarannya.

Sebuah kegiatan belajar (task), baik secara eksplisit atau implisit terbentuk atas enam komponen. Komponen-komponen yang dimaksud adalah:

2)      Input
3)      Aktivitas
4)      Pengaturan (Setting)
5)      Peran guru
6)      Peran peserta didik


Dengan demikian, perubahan/adaptasi kegiatan belajar yang dimaksud menyangkut perubahan pada komponen-komponen tersebut.

Secara umum, kegiatan belajar yang potensial dapat mengembangkan karakter peserta didik memenuhi prinsip-prinsip atau kriteria berikut.

1.    Tujuan

Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai adalah apabila tujuan kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh karenanya, guru perlu menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar dengan pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja keras, saling menghargai, dan sebagainya.



2.    Input

Input dapat didefinisikan sebagai bahan/rujukan sebagai titik tolak dilaksanakannya aktivitas belajar oleh peserta didik. Input tersebut dapat berupa teks lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya, film, dan sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak hanya menyajikan materi/pengetahuan, tetapi yang juga menguraikan nilai-nilai yang terkait dengan materi/pengetahuan tersebut.

3.         Aktivitas

Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh peserta didik (bersama dan/atau tanpa guru) dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu peserta didik menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas belajar aktif yang antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatan/observasi, debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.

4.         Pengaturan (Setting)

Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok. Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting waktu penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya akan menjadikan peserta didik terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan baik. Sementara itu kerja kelompok dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan lain-lain.

5.         Peran guru

Peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran guru pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku guru tidak tersedia.

Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan balik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa sung tuladha (di depan guru berperan sebagai teladan/memberi contoh), ing madya mangun karsa (di tengah-tengah peserta didik guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka), tut wuri handayani (di belakang guru memberi daya semangat dan dorongan bagi peserta didik).

6.         Peran peserta didik

Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar, peran siswa biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit juga. Pernyataan eksplisit peran siswa pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan kegiatan pembelajaran.

Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb.


a.  Pelaksanaan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning disarankan diaplikasikan pada semua tahapan pembelajaran karena prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik. Diagram 1.1. berikut menggambarkan penanaman karakter melalui pelaksanaan pembelajaran.


 












Diagram 1.1: Penanaman Karakter melalui Pelaksanaan Pembelajaran


b. Nilai-nilai Karakter untuk SMP

Ada banyak nilai (80 butir) yang dapat dikembangkan pada peserta didik. Menanamkan semua butir nilai tersebut merupakan tugas yang sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih nilai-nilai tertentu sebagai nilai utama yang penanamannya diprioritaskan. Untuk tingkat SMP, nilai-nilai utama tersebut disarikan dari butir-butir SKL, yaitu:

1.      Kereligiusan
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

2.      Kejujuran
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

3.      Kecerdasan
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika  untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari  apa yang telah dimiliki.

4.      Ketangguhan
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan  guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

5.      Kedemokratisan
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

6.      Kepedulian
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya.

7.      Bertanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

8.      Bergaya hidup sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

9.      Kedisiplinan
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

10.  Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan  guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

11.  Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

12.  Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika  untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari  apa yang telah dimiliki.

13.  Kemandirian
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

14.  Keingintahuan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

15.  Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap pengetahuan.

16.  Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

17.  Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan  kepentingan umum.

18.  Menghargai  karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

19.  Kesantunan
Sifat yang halus dan baik  dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

20.  Nasionalisme
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

21.  Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.

22.  Berjiwa kepemimpinan
Kemampuan untuk dapat mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok mencapai tujuan dengan berpegang pada asas-asas kepemimpinan yang berbudaya.

23.  Berorientasi pada tindakan
Kemampuan untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.

24.  Berani mengambil risiko
Kesiapan menerima risiko (akibat) yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan. 

Di antara butir-butir nilai tersebut di atas, enam butir dipilih sebagai nilai-nilai pokok sebagai pangkal tolak pengembangan, yaitu:

1.      Kereligiusan
2.      Kejujuran
3.      Kecerdasan
4.      Ketangguhan
5.      Kedemokratisan
6.      Kepedulian

Keenam butir nilai tersebut ditanamkan melalui semua mata pelajaran dengan intensitas penanaman lebih dibandingkan penanaman nilai-nilai lainnya.


C.             Pemetaan Nilai-nilai Karakter untuk Integrasi dalam Mata Pelajaran

Apabila semua nilai tersebut di atas harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada setiap mata pelajaran, penanaman nilai menjadi sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya pada setiap mata pelajaran. Dengan kata lain, tidak setiap mata pelajaran diberi integrasi semua butir nilai tetapi beberapa nilai utama saja walaupun tidak berarti bahwa nilai-nilai yang lain tersebut tidak diperkenankan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tersebut. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai utama tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Tabel 1.1 menyajikan contoh distribusi nilai-nilai pokok dan utama ke dalam semua mata pelajaran.

Tabel 1.1 Distribusi Nilai-Nilai Pokok dan Utama ke dalam Semua Mata Pelajaran
Mata Pelajaran
Nilai Utama
1.  Pendidikan Agama
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, santun, kedisiplinan, bertanggung jawab, cinta ilmu, keingintahuan, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, kesadaran akan hak dan kewajiban, kerja keras
2.  PKn
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, nasionalis, patuh pada aturan sosial, menghargai keberagaman, kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
3.  Bahasa Indonesia
Religius, kejujuran, kecerdasan,  ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, keinginan tahuan, kesantunan, nasionalis
4.  Matematika
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri
5.  IPS
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berorientasi pada tindakan, kerja keras, berani mengambil risiko, berjiwa kepemimpinan
6.  IPA
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,  bergaya hidup sehat, kepercaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, kemandirian, bertanggung jawab, cinta ilmu
7.  Bahasa Inggris
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai keberagaman,  kesantunan, percaya diri, kemandirian, bekerjasama, patuh pada aturan sosial


8.  Seni Budaya
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, keingintahuan, kedisiplinan
9.  Penjasorkes
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, bergaya hidup sehat, kerja keras, kedisiplinan, percaya diri, kemandirian, menghargai karya dan prestasi orang lain
10.TIK/ Keterampilan
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kemandiri an, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain
11.  Muatan Lokal
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis






BAB II
PANDUAN KHUSUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA

            Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan modern,  mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Untuk membekali peserta didik menjadi seorang penguasa teknologi yang mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidaklah cukup hanya dengan membekali penguasaan kognitif saja, namun diperlukan pembentukan karakter peserta didik. Berikut adalah nilai-nilai karakter utama dan pokok dalam pembelajaran matematika.

A.    Karakter utama untuk pelajaran Matematika
Karakter utama untuk pelajaran matematika meliputi berpikir logis, kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya  diri. Tabel 1.2 berikut mendeskripsi-kan  nilai karakter dan indikatornya

Tabel 1.2 Nilai-Nilai Karakter dan Indikatornya
No
Nilai Karakter Utama
Indikator
1
Berpikir logis, kritis, reatif, dan inovatif

1)   memaparkan pendapat didasarkan pada fakta empirik
2)   menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu permasalahan
3)   memberikan pemikiran alternatif pada permasalahan yang dihadapi
4)   memaparkan cara atau hasil baru dan mutakhir dari apa yang telah dimiliki


5)   memberikan gagasan dengan cara-cara yang asli atau bukan klise
2
Kerja keras

1) menyelesaikan semua tugas dengan  baik dan tepat waktu
2)    tidak putus asa dalam menghadapi  masalah
3)    tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah
3
Keingintahuan

1)    menanyakan segala sesuatu yang belum diketahui
2)    mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian
3)    berupaya mencari sumber belajar tentang konsep atau masalah yang dipelajari /dijumpai
4)    berupaya untuk mencari masalah yang lebih menantang
5)    aktif dalam mencari informasi
4
Kemandirian

1)   memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
2)    memiliki  keyakinan akan kemampuan dirinya
3)  mencatat hal-hal penting yang terkait dengan materi pelajaran matematika


4)  mencari strategi untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan pemikirannya sendiri


5)  mempunyai kemampuan untuk mengatur belajarnya sendiri


6)  memiliki perilaku yang dapat menentukan tujuan belajar, sumber belajar, materi yang dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya
5.
Percaya diri

1)  menguasai materi prasyarat untuk menyelesaikan materi berikutnya
2)  mempunyai inisiatif
3)   memiliki keyakinan dapat menyelesaikan masalah yang  dihadapi
4)   tidak menunjukkan keragu-raguan dalam melakukan sesuatu
5)   menunjukkan keberanian menyampaikan pendapat saat berdiskusi di kelas
6)   tidak mengeluh saat menyelesaikan masalah yang diberikan guru


B.           Karakter pokok pada pelajaran Matematika
Karakter pokok pada pelajaran matematika meliputi religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian,  dan demokratis. Tabel 2.1 menguraikan deskripsi masing-masing nilai karakter tersebut beserta indikatornya
Tabel 2.1 Deskripsi Nilai-Nilai Karakter dan Indikatornya
No
Nilai Karakter Pokok
Indikator
1
Kereligiusan

1) mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai model matematika
2) mengagumi kebesaran Tuhan karena kemampuan dirinya untuk hidup sebagai anggota masyarakat
3) mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah mencipta kan berbagai alam semesta
4)  mengagumi kebesaran Tuhan karena adanya agama sebagai sumber keteraturan hidup masyarakat
2
Kejujuran
1) tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap tugas
2) mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran
3) menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas
4)  mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi
5)  menyelesaikan masalah dilakukan sesuai dengan kemampuannya sendiri
3
Kecerdasan
1) pikiran dan perilaku yang berupa reaksi yang cermat, tepat dan  cepat/akurat terhadap pengalaman baru
2) cermat, tepat dan cepat/tangkas menyelesaikan masalah
3) mampu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya terhadap hal-hal yang baru
4
Ketangguhan

1)   sikap dan perilaku pantang menyerah /tidak mudah  putus asa dalam mengahadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
2)   kokoh mempertahankan pendapatnya
3)  mampu mengatasi berbagai masalah menjadi tugasnya atau apa yang diinginkannya
4) berpendirian kuat untuk mempertahankan hati nuraninya
5) tidak mudah berubah sikap dalam menghadapi masalah
5
Kedemokratisan
1) memilih ketua kelompok berdasarkan suara terbanyak
2)   mendukung hasil kesepakatan
3)   mengemukakan pikiran tentang idenya
4) memberi kesempatan orang lain untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan cara masing-masing
6
Kepedulian
1) sikap simpati dan empati bagi orang lain atau kelompok yang kurang  beruntung
3)   memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya terhadap  orang lain  yang mempunyai masalah
3) membantu teman lain menyelesaikan masalah  dalam segala situasi


4)   memberikan bimbingan teman lain yang menemui masalah 

C.           Kegiatan Pembelajaran yang Mengembangkan Karakter pada Pembelajaran Matematika
              Dalam kegiatan pembelajaran matematika diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mengintegrasikan pembentukan karakter peserta didik. Tabel 2.2 berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran matematika yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan.

Tabel 2.2 Contoh Kegiatan Pembelajaran Matematika yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
No
Nilai Karakter
Kegiatan Pembelajaran
1
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

1)      melakukan kegiatan investigasi/penelitian
2)      menyelesaikan persoalan pemecahan masalah
3)      menyelesaikan persoalan open-ended untuk memberikan pemikiran alternatif pemecahannya
4)      melakukan kegiatan laboratorium untuk mengumpul kan fakta empirik sebagai dasar pengambilan ke simpulan
5)      melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif


6)      melakukan analisis dari masalah yang dihadapi
2
Kerja keras

1)      menyelesaikan tugas di dalam kelas, tugas pekerjaan rumah, tugas terstruktur
2)      menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang ditetapkan
3)      menyelesaikan tugas proyek
4)      tidak berhenti menyelesaikan masalah sebelum selesai
5)      melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai kerja keras
3
Keinginta-huan

1)      melakukan kegiatan tanya jawab saat kegiatan apersepsi
2)      melakukan kegiatan tanya jawab pada kegiatan diskusi
3)      menugaskan peserta didik membuat pertanyaan  (mengunakan metode problem posing )
4)      menugaskan peserta didik mencari sumber belajar
5)      melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai keingintahuan
4
Kemandirian

1)      melakukan penilaian secara individu
2)     menyelesaikan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya
3)      melakukan kegiatan penyelidikan untuk penemuan konsep
4)      melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai kemandirian
5)      aktif dalam melakukan refleksi


6)   tidak ada keragu-raguan  menyampaikan pendapat saat berdiskusi di kelas


7)   dengan rela  menyelesaikan sendiri masalah yang diberikan guru
5
Percaya diri

1)      melakukan tanya jawab saat apersepsi tentang materi prasyarat
2)      mengajukan pertanyaan dan pernyataan atas suatu masalah
3)      menyelesaikan masalah yang dihadapi
4)      melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai percaya diri
6
Kereligiusan

1)  menyiapkan peserta didik dimulai dengan berdoa apabila jam pertama, absensi, kebersihan kelas,  dst
2) mengagumi kebesaran Tuhan melalui penyampaian materi matematika secara kontekstual yang terkait dengan dunia peserta didik dan materi, misalnya adanya keteratuan bentuk geometri, keteratuan dan lain sebagainya
7
Kejujuran
1) mengerjakan soal ujia secara individu tanpa menyontek
2) mengerjakan tugas pekerjaan rumah secara individu dan tidak menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap tugas
3) melakukan kegiatan refleksi sehingga peserta didik dapat mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran
4) melakukan kegiatan diskusi agar peserta didik dapat mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi
5) melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai kejujuran
8
Kecerdasan
1)   memberikan latihan/soal pemecahan masalah
2)   melakukan kegiatan penemuan
3) melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai kecerdasan
9
Ketangguhan

1)   sikap dan perilaku pantang menyerah /tidak mudah  putus asa dalam mengahadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
1)   mengikuti kegiatan pembelajaran dalam berbagai situasi
2)   menyelesaikan  berbagai masalah yang menjadi tugasnya atau apa yang diinginkannya
3)   mempertahankan pendapatnya dalam kelompok diskusi atau aktivitas lain
2) mampu mengatasi berbagai masalah menjadi tugasnya atau apa yang diinginkan nya
3) berpendirian kuat untuk mempertahankan hati      nuraninya
4) tidak mudah berubah sikap dalam menghadapi      masalah
5) melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai ketangguhan
10
Kedemokra-tisan
1) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memilih ketua kelompok saat kegiatan diskusi
2) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
3) memberi kesempatan pada peserta didik ntuk mengemukakan pendapat sesuai dengan cara masing-masing saat kegiatan diskusi
4) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
5) melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai kedemokratisan


5)  menghargai pendapat orang lain yang sedikit berbeda atau berbeda sama sekali dengan dirinya
11
Kepedulian
1)   memberikan tanggapan atas pertanyaan yang disampaikan teman lain
2)   memberikan kesempatan pendapat teman lain  saat kegiatan tanya jawab
 3) memberikan bantuan terhadap teman sesuai dengan kemampuannya terhadap  teman lain yang memiliki masalah
4) memberikan penghargaan pada kegiatan diskusi saat teman lain menyelesaikan masalah
5) melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan  nilai kepedulian


D.          Penggunaan BSE Mata Pelajaran Matematika untuk Pendidikan Karakter
            Secara umum buku pelajaran BSE Matematika yang beredar saat ini dari segi isi atau konsep, grafis, bahasa, tampilan layak untuk digunakan, dan memuat nilai karakter.
            Beberapa bagian dalam BSE Matematika dapat dipilih sebagai bahan rujukan untuk pendidikan karakter. Berikut adalah salah satu cuplikan gambaran umum BSE mata pelajaran Matematika didasarkan pada hasil content analysis sebagai berikut.
a.      BSE memiliki tujuan pembelajaran sesuai dengan pengembangan standar isi dan pendidikan karakter.
Contoh :
Dalam buku BSE tercantum secara eksplisit tujuan pembelajaran yang akan membantu siswa menguasai Standar Kompetensi yang berbunyi : (6) Memahami konsep segitiga dan segi empat serta menentukan ukurannya, dengan kompetensi dasar : (6.1) Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya; (6.2) Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang; (6.3) Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah; (6.4) Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu


Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008

b.      BSE berpotensi menyajikan bahan ajar yang menciptakan siswa aktif dan bahasa membumi serta tidak multi tafsir
Contoh :
              Dalam materi ini memungkinkan terciptanya aktivitas siswa melalui kegiatan penyelidikan yang diawali dengan aktivitas melukis semua garis tinggi pada segitiga yang telah ditentukan seperti yang ditunjukkan dalam gambar, sehingga tidak menyebabkan multi tafsir. Disamping itu dapat diamati keaktifan siswa dalam melukis garis bagi. Keaktifan tersebut dilakukan siswa atas dasar informasi yang menyatakan :
1.      “Dengan menggunakan penggaris dan jangka, lukislah semua garis tinggi pada segitiga ABC berikut”. Redaksi pada perintah tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta didik kelas VII sehingga peserta didik melaksanakan tersebut yaitu melukis ketiga garis tinggi.
2.      “Apa yang dapat kamu simpulkan dari ketiga garis tinggi tersebut “ juga menggunakan kalimat yang sederhana yang mudah dipahami, yaitu menyelidiki perpotongan ketiga garis tinggi yang dilukis tersebut
Melalui cara menggunakan penggaris dan jangka dapat dilakukan penilaian autentik dengan instrumen non tes berupa rubrik. Penilaian dilakukan pada saat peserta didik melukis garis tinggi. Dengan cara yang sama pada saat peserta didik melukis garis bagi pada segitiga yang digambar pada bukunya. Gambar segitiga tidak jauh berbeda dengan gambar yang ada pada  buku BSE.

    

      Atik Wintarti dkk.2008.

c.       BSE memuat bahan ajar dengan gambar menarik, relevan dengan konsep yang disajikan dan tidak mengandung multi tafsir
Contoh:
Bahan ajar yang menampilkan gambar-gambar menarik , jelas, relevan dengan konsep, mudah untuk diikuti untuk melakukan kegiatan. Gambar bekas goresan jangka berupa dua buah busur lingkaran dapat di amati dengan jelas. Demikian pula gambar titik potong kedua busur lingkaran dapat dilihat secara jelas pula.















 
         
  Atik Wintarti dkk.2008

d.     BSE adalah bahan ajar yang memiliki nilai karakter, baik secara implisit maupun eksplisit.
Contoh :
              Dalam materi ini tampak bahwa tugas mandiri diberikan dengan maksud untuk menumbuhkan kerja keras dan ketangguhan dan percaya diri. Kegiatan tersebut melatih berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif  dalam menyelidiki dua segitiga yang kongruen. Peserta didik akan menyusun bangun baru dari dua segitiga yang sebangun. Kegiatan menyusun bangun baru dari dua segitga yang sebangun tersebut dapat mendorong peserta didik agar  kerja keras dan percaya diri dalam melakukan penyelidikan .

              
                                                                        Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008
E.           Strategi penggunaan BSE mata pelajaran matematika untuk pendidikan karakter
Banyak strategi penggunaan BSE Matematika sebagai bahan ajar yang mengintegrasikan nilai karakter. Berikut adalah beberapa contoh strategi dalam penggunaan BSE yang dapat dipilih
a.      Adaptasi lengkap sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Sub topik melukis segitiga yang termuat dalam salah satu buku BSE. Dari segi isi, metode dan evaluasi sudah cukup layak sebagai bahan ajar, namun belum menunjukkan adanya integrasi  pendidikan karakter. Berikut adalah adaptasi lengkap yang dapat dilakukan baik dari isi, metode pembelajaran maupun pengembangan evaluasi yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter.
Contoh:


Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008

 
              
Adaptasi yang dapat dilakukan melalui isi, metode dan evaluasi. Berikut adalah contoh adaptasi yang dapat dilakukan.
Dari segi isi/materi guru dapat memberikan materi yang kontekstual, persoalan kontekstual yang disampaikan misalnya akan dibuat pelengkap bangunan masjid secara bergotong royong,. Ssaat ini dibuat pelengkap bangunan berbentuk segitiga sama kaki dengan besar salah satu sudut 45o dengan panjang salah satu sisi adalah 2 m. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan gambar segitiga yang tepat. Melalui penyampaian materi ini, peserta didik dapat berinovasi,  dan berkreativitas dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Agar karaktekr demokrasi, serta kepedulian timbul, materi tersebut dapat dilakukan dengan meminta peserta didik menyelesaikan dalam diskusi kelompok dan mempresentasikan penyelesaian permasalahan tersebut.
Evaluasi yang dilakukan masih pada evaluasi kognitif, untuk itu dapat ditambahkan evaluasi  untuk mengukur kemampuan lainnya sebagai contoh:
 Lembar Penilaian Diri

Nama : …………………      Kelas  : ……………              Tanggal         …………
Petunjuk:
Berilah tanda Ö sesuai dengan keadaanmu yang sebenarnya!

Skala Penilaian


5
4
3
2
1

Selalu dibantu teman saat mengerjakan tugas





Tidak pernah dibantu saat mengerjakan tugas
Mengerjakan soal ujian sendiri





Melihat pekerjaan teman bila diperlukan
Selalu mencontoh pekerjaan teman





Tidak pernah mencontoh pekerjaan teman
Selalu merefleksi setiap kegiatan pembelajaran





Tidakpernah merefleksi kegiatan pembelajaran
Selalu ragu menge-mukakan pendapat





Tidak pernah ragu mengemukakan pendapat
Selalu memeriksa kembali  pekerjaan nya sebelum di kumpulkan





Tidak pernah  me meriksa  kembali pe kerjaannya sebelum di kumpulkan


Selalu melirik hasil akhir teman disebelahnya





Tidak pernah melirik hasil akhir teman disebelahnya
                                                                                                                     


b. Adaptasi sebagian/parsial sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Beberapa bagian dalam BSE sangat mungkin tidak sesuai dengan situasi pembelajaran yang akan diciptakan, misalnya dalam contoh (a) kesimpulan sudah dicantumkan dalam BSE, sehingga dikhawatirkan siswa tidak melakukan kegiatan eksplorasi, dan tidak melatih berpikir logis dikarenakan hasil sudah ditunjukkan dalam kesimpulan, sehingga kesimpulan disarankan untuk dihilangkan.
c.       Adaptasi sebagian/parsial selama pembelajaran dilaksanakan
Dalam penggunaan sumber BSE pada bagian  (a) saat pembelajaran, sangat mungkin situasi yang tidak diharapkan muncul, misalnya kegiatan penyelidikan untuk melatih befikir kritis belum muncul dikarenakan persoalan yang kurang beragam, sehingga diperlukan perubahan pada saat siswa mendiskusikan permasalahan tersebut, gantilah/tambahkan persoalan yang lebih sederhana dengan ukuran sudut istimewa, sehingga peserta didik lebih mudah untuk melakukan eksplorasi.
              Contoh berikut merupakan masalah yang lebih sederhana, karena gambar segitiga yang dibuat adalah segitiga samakaki (yang memiliki dua sisi sama panjang) disertai langkah-langkah yang masih memungkinkan siswa untuk melakukan eksplorasi



Adaptasi yang dapat dilakukan dengan mengubah persoalan, sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan eksplorasi:




1. Coba lukis segitiga samasisi KLM
a.      Buatlah sketsa dari unsur-unsur yang diketahui dan berilah tanda pada sketsa tersebut.
b.      Langkah apa yang kamu lakukan dahulu untuk melukis DKLM?
c.       Sebutkan langkah-lankah yang kamu gunakan untuk melukis DKLM?
d.     Adakah cara lain untuk melukis  DKLM?Jelaskan!
2.      Coba lukis segitiga samakaki  ABC dengan besar sudut ÐB = ÐC
a.      Buatlah sketsa dari unsur-unsur yang diketahui dan berilah tanda pada sketsa tersebut.
b.      Langkah apa yang kamu lakukan dahulu untuk melukis DKLM?
c.       Sebutkan langkah-langkah yang kamu gunakan untuk melukis DKLM?
d.     Jenis segitiga apakah DKLM, jika dilihat dari besar sudur dan panjang sisi?
e.      Adakah cara lain untuk melukis  DKLM?Jelaskan!


























DAFTAR BACAAN
Borba, Michele. (2008). Membangun kecerdasan moral: Tujuh kebajikan utama agar anak bermoral tinggi. Terj. oleh Lina Yusuf. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Darmiyati Zuchdi. (2008). Humanisasi pendidikan: Menemukan kembali pendidikan yang manusiawi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Doni Koesoema A. (2007). Pendidikan karakter: Strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: Grasindo. Cet. I.
Fraenkel, Jack R. (1977). How to teach about values: An Analytic approach. Englewood Cliffs N.J.: Prentice-Hall.
Frondizi, Risieri. (2007). Pengantar filsafat nilai. Terj. oleh Cuk Ananta Wijaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet. II.
Kirschenbaum, Howard. (1995). 100 ways to enhance values and morality in schools and youth settings. Massachusetts: Allyn & Bacon.
Lickona, Thomas. (1991). Educating for character: How our school can teach respect and responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam books.
Nucci, Larry P. & Narvaez, D. (2008). Handbook of moral and character education. New York: Routledge.
Kevin Ryan & Karen E. Bohlin. (1999). Building character in schools: Practical ways to bring moral instruction to life. San Francisco: Jossey Bass.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.




0 comments:

Post a Comment